BAURAN LOKASI DAN SALURAN DISTRIBUSI
A.
KONSEP LOKASI DALAM
BAURAN PEMASARAN
Penentuan lokasi menjadi salah satu faktor penting bagi
keberlanjutan suatu usaha. Hal ini dikarenakan penentuan lokasi yang tepat
memberikan pengaruh yang cukup signifikan untuk kegiatan promosi serta jual
beli produk perusahaan. Sehingga masyarakat tidak repot ketika ingin membeli
suatu produk tersebut. Penentuan lokasi untuk suatu usaha juga ditentukan dari
keperluan usaha tersebut. Misal, perusahaan yang berfokus pada kegiatan onfarm
pertanian, akan memilih mendirikan pabrik yang berdekatan dengan lokasi
kegiatan onfarm tersebut. Sehingga, penentuan lokasi untuk kegiatan pemasaran
perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut (Hurriyati, 2008) :
1.
Accessibility (Akses), pemilihan
lokasi yang mudah diakses oleh konsumen baik dengan berkendara, jalan kaki,
ataupun menggunakan sarana transportasi umum.
2.
Visibility (Visibilitas),
pemilihan lokasi yang dapat dilihat jelas oleh konsumen melalui jalan terbuka.
3.
Traffic (Lalu Lintas)
4.
Tempat parkir yang luas dan
aman
5.
Expansion (ekspansi),
tersedianya lokasi yang cukup ketika memutuskan untuk memperluas usaha di masa
akan datang.
6.
Environment (Lingkungan)
7.
Lokasi pesaing
8.
Peraturan Pemerintah
B.
KRITERIA DAERAH
KINERJA YANG POSITIF UNTUK PEMASARAN
Kesuksesan sebuah industri bergantung pada bagaimana hubungan
industri tersebut dengan lingkungannya. Lingkungan persaingan yang dimiliki
oleh suatu perusahaan akan mempengaruhi jumlah dan jenis pesaing yang akan
dihadapi oleh manajer pemasaran dan bagaimana mereka akan berperilaku. Lingkungan
suatu perusahaan dibedakan menjadi 2 yaitu lingkungan umum dan lingkungan
khusus. Lingkungan umum adalah lingkungan perusahaan yang secara tidak langsung
mempengaruhi proses perkembangan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sedangkan
lingkungan khusus adalah lingkungan perusahaan yang berpengaruh langsung
terhadap proses perkembangan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Lingkungan khusus
terbagi menjadi :
1.
Lingkungan Penyedia
Dalam perusahaan, lingkungan penyedia
faktor-faktor produksi perusahaan sangat menentukan keberlanjutan dari
perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak akan mampu
menjalankan produksinya.
2.
Lingkungan Pelanggan
Pengelompokan pembeli secara rinci
akan memudahkan perusahaan dalam hal pemasaran produk.
3.
Lingkungan Pesaing
Lingkungan pesaing adalah semua
perusahaan sejenis yang memproduksi barang sejenis atau pengganti.
4.
Lingkungan Teknologi
Lingkungan teknologi adalah sautu
kesatuan yang menyeluruh tentang berbagai perkembangan teknik berproduksi.
5.
Lingkungan Sosio-politik
Lingkungan sosio-politik merupakan semua
aspek kehidupan masyarakat dan peraturan pemerintah yang secara langsung
mempengaruhi perkembangan perusahaan.
C.
PERSYARATAN
LEGISLASI UNTUK WILAYAH K3 DALAM KEGIATAN PEMASARAN
Persyaratan legislasi wilayah terkait K3 dan prosedur
manajemen risiko dalam pengelolaan kegiatan promosi terdiri dari :
a.
Persyaratan legislatif K3
terkait dengan penggunaan bahan kimia tertentu dan proses di tempat kerja
b.
Peraturan perundang-undangan
tentang privasi dan/ atau kode etik
c.
Persamaan pekerja dengan
kebutuhan tertentu
D.
KONSEP DAN KEGUNAAN
SALURAN DISTRIBUSI
Saluran distribusi adalah sekelompok pedagang dan agen
perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama dari suatu
produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu (Walters dan Dharmmesta,
1999). Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (1997), place (distribusi)
termasuk dalam aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen
sasaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa saluran distribusi adalah serangkaian
organisasi atau lembaga yang saling berkaitan untuk menyediakan produk di pasar
serta menciptakan nilai guna bagi konsumen sasaran. Saluran distrbusi itu
sendiri memiliki 9 fungsi sebagai berikut :
1.
Informasi, informasi yang
didapat dari saluran pemasaran berkaitan dengan pelanggan, pesaing, dan pemasok
yang mana informasi tersebut sangat berguna untuk menentukan strategi pemasaran
yang tepat.
2.
Promosi, bentuk promosi
yang dapat dilakukan oleh saluran distribusi adalah sampel, kupon, paket harga,
dan hadiah.
3.
Negosiasi, fungsi negosiasi
yang dilakukan oleh saluran distribusi berhubungan dengan usaha untuk mencapai
persetujuan akhir terkait harga atau hal lain.
4.
Pemesanan, pada fungs
pemesanan saluran distribusi memproses kebutuhan pelanggan dan mengirimkan
informasi tersebut kepada rantai pasokan melalui sistem informasi logistik.
5.
Pembiayaan, fungsi ini
berhubungan dengan permintaan dan penyebaran dana untuk menutup biaya dari
saluran distribusi (fasilitas, persediaan, transportasi, komunikasi, dan
unitisasi).
6.
Pengambilan Risiko, fungsi
ini berhubungan dengan perkiraan risiko yang terkait dengan pelaksanaan
kegiatan saluran distribusi baik itu pemrosesan, pesanan, tempat penyimpanan,
banyaknya persediaan, hingga pengiriman barang pesanan.
7.
Fisik, saluran distribusi
dapat mengatur kesinambungan penyimpanan dan pergerakan produk fisik dari bahan
mentah hingga ke pelanggan akhir.
8.
Pembayaran, saluran
distribusi dapat menyediakan layanan terkait media ataupun cara pembayaran
kepada pelanggan.
9.
Kepemilikan , saluran
distribusi dapat turut serta untuk mengawasi perpindahan kepemilikan aktual
dari organisasi lain.
E.
TIPE-TIPE DISTRIBUSI
Kegiatan distribusi secara sederhana berarti serangkaian kegiatan
penyaluran barang dari pabrik atau produsen ke konsumen atau pelanggan akhir. Tipe
atau jenis distribusi terdiri dari :
1.
Distribusi Langsung
Distribusi langsung merupakan
kegiatan penjualan langsung suatu produk oleh produsen ke konsumen akhir. Pada distribusi
langsung biaya produksi dapat diminimalisir karena tidak melibatkan banyak
distributor.
2.
Distribusi Semi Langsung
Distribusi semi langsung merupakan
kegiatan penjualan yang memerlukan agen sebagai perantara antara produsen
dengan konsumen akhir.agen disini berfungsi sebagai pihak ahli yang memastikan
barang atau jasa yang dijual memiliki kualitas yang sama dari produsen ke
konsumen.
3.
Distribusi Tidak Langsung
Distribusi tidak langsung merupakan
kegiatan distribusi yang melibatkan beberapa distributor sebelum produk sampai
ke konsumen akhir. Sistem distribusi ini sangat cocok untuk perusahaan yang
memproduksi suatu produk yang tahan lama sehingga jangkauan pemasaran lebih
luas. Namun, sistem distribusi tidak langsung memiliki kekurangan yaitu
membutuhkan anggaran yang besar untuk pelaksanaannya.
F.
EVALUASI DAN UPAYA
PENGENDALIAN SALURAN DISTRIBUSI
Pengendalian saluran distribusi dapat menjadi suatu
permasalahanyang sulit bagi perusahaan yang menerapkan fungsi perdagangan besar
dan eceran pada penyalur tertentu. Penyalur independent salah satunya, mereka
melakukan kegiatan bisnisnya untuk kepentingan mereka sendiri. Oleh karena itu,
perusahaan yang menerapkan atau menggunakan penyalur independent harus
merancang produk dan pemasaran yang menarik. Beberapa kebijakan yang dapat
diterapkan antara lain :
1.
Produsen harus menyatakan
bahwa tugasnya tidak berakhir pada saat produk terjual, tetapi masih perlu
memberikan pelayanan sesudah penjualan kepada pembeli akhir.
2.
Produsen harus menyatakan
bahwa masalah yang dihadapi penyalur merupakan masalah bagi produsen juga.
3.
Produsen harus memberkan
ganti kepada penyalur atas garansi dan serviis lain yang diberikan kepada
pembeli.
4.
Produsen harus memberikan
semangat kepada penyalur dengan memberikan sejumlah intensif (potongan harga,
pembelian secara kredit, dan proteksi harga dan atau proteksi keuangan).
G.
MANAJEMEN KONFLIK
DALAM SALURAN DISTRIBUSI
Menurut Bruce J. Walker dalam Sunyoto (2015) konflik dalam
aluran distribusi ada 2, yaitu :
1.
Konflik Horizontal
Konflik horizontal merupakan konflik
yang terjadi antar perantara pada tingkat distribusi yang sama. Penyebab konflik
horizontal adalah kebiasaan pedagang perantara menganekaragamkan persediaan
produk-produk mereka dengan menambahkan jenis produk baru.
2.
Konflik Vertikal
Konflik vertikal terjadi antara produsen
dengan pedagang besar, produsen dengan pengecer, dan konflik multi saluran.
a.
Produsen dengan Pedagang
Besar
Timbulnya ketegangan antara produsen
dan pedagang besar disebabkan oleh beberapa aspek dalam hubungan bisnis, yaitu
pada titik pandang dari masing-masing pihak.
b.
Produsen dengan Pengecer
Konflik ini timbul karena produsen
dan pengecer merasa berkepentingan dan mempunyai senjata dalam menyalurkan
barang ke konsumen akhir.
c.
Konflik Multisaluran
Konflik ini terjadi apabila produsen menciptakan
dua atau lebih saluran pemasaran yang melakukan penjualan ke pasar yang sama.
Komentar
Posting Komentar