RANCANG KEUANGAN USAHAMU
Bagi pengusaha
yang baru saja memulai usahanya (pemula), memisahkan uang untuk usaha dan uang
pribadi sering diabaikan. Hal ini dikarenakan pengusaha menganggap uang usaha
merupakan uang pribadi mereka. Berikut adalah tips sederhana untuk membuat
keuangan usaha dan keuangan priibadi menjadi sehat dan seimbang :
1.
Pisahkan keuangan usaha dengan keuaangan pribadi
Meskipun bisnis atau usaha yang dijalankan oleh pengusaha dalam skala
kecil, pemisahan keuangan usaha dengan keuangan pribadi haruslah dibiasakan
sejak dini. Hal ini dilakukan untuk keberlanjutan usahanya.
2.
Tentukan jumlah uang yang digunakan untuk kebutuhan usaha
Setelah memisahkan keuangan usaha dengan keuangan pribadi selanjutnya
yang perlu dilakukan ialah menentukan jumlah uang yang akan digunakan untuk
kebutuhan usaha beserta asalnya. Jika jumlah uang yang digunakan tidak jelas,
maka arus kas usaha kita pun akan tidak jelas.
3.
Catat pengeluaran dan pemasukan dengan rapi (pemukuan)
Adanya pembukuan dari setiap transaksi yang terjadi akan memudahkan
kita untuk mengontrol jumlah uang yang keluar dan jumlah uang yang masuk.
4.
Kurangi resiko dengan cara menghindari hutang
Mengembangkan usaha dengan cara berhutang, memang diperbolehkan. Namun
kita juga harus waspada, karena jika kondisi keuangan usaha kurang baik, beban
cicilan hutang hanya akan memperburuk keadaan usaha, bahkan dapat juga memperburuk
keuangan pribadi.
5.
Gaji diri sendiri
Merasa bahwa uang usaha berasal dari uang pribadi akan membuat seorang
pengusaha merasa boleh menggunakan keuntungan untuk keperluan pribadi. Padahal
itu akan membuat pengusaha tersebut kehabisan modal. Jalankan dengan
profesional, gaji diri sendiri agar tidak mengambil keuntungan secara bebas dan
membuat modal habis.
Memisahkan
uang usaha dan pribadi artinya bukan berarti kita tidak boleh menggunakan hasil
usaha untuk kepentingan pribadi. Akan tetapi, yang harus diatur adalah berapa
yang boleh diambil untuk memenuhi kebutuhan pribadi, berapa yang seharusnya
tetap disimpan sebagai modal berputar atau pengembangan usaha dan berapa untuk
membayar cicilan hutang. Bagaimana caranya?
1. Melakukan Pencatatan
Lakukan
pencatatan dengan rapi setiap transaksi setiap harinya. Periksa kembali catatan
Anda setiap minggu untuk menghitung berapa uang yang digunakan untuk
memproduksi barang, berapa uang yang didapat dari hasil penjualan, dan berapa
keuntungan setiap hari dan minggunya, sehingga dapat diketahui keuntungan yang
diperoleh dalam sebulan.
2. Alokasi Dana
Dari
keuntungan yang diperoleh, bagilah kedalam beberapa pos sesuai dengan
kebutuhan. Misalnya:
1. 2.5% untuk
zakat
2. 10% untuk
ditabung
3. 50% untuk
belanja keluarga dan pribadi
4. 25% untuk
membayar cicilan hutang
5. 12.5% untuk
tabungan usaha atau pengembangan usaha
Jika ingin menikmati jumlah uang
yang pasti/tetap untuk kebutuhan pribadi dan keluarga, maka tentukanlah nilanya
bukan berdasarkan persentase tapi berdasarkan nominal. Misalnya 1 juta rupiah
sebulan. Penentuan jumlah ini harus disesuaikan dengan kebutuhan lainnya.
3. Memisahkan Uang Usaha dan Uang Pribadi
Uang usaha
dianggap sebagai uang pribadi karena usaha 100% milik sendiri. Berdasarkan
anggapan tersebut, pengaturan keuangan untuk kepentingan pribadi dan
kepentingan usaha pun disatukan oleh pengusaha. Hal ini akan berdampak buruk
terhadap perkembangan usaha dan keuangan pribadi.
Selain itu,
pemisahan tersebut harus diikuti komitmen untuk tidak mengambil uang usaha
untuk kepentingan pribadi. Untuk langkah ini ada baiknya pengusaha
mempersiapkan lebih dari satu rekening bank/celengan. Jadi, rekening untuk
kepentingan usaha dengan rekening untuk kepentingan pribadi dibuat terpisah.
Jika suatu saat pengusaha terpaksa mengambil uang usaha untuk kepentingan
pribadi, sebaiknya hal tersebut dicatat sebagai hutang dan harus segera
diganti.
4. Memisahkan Uang Usaha dan Uang Pribadi
Bukalah
rekening di bank khusus untuk usaha yang dijalankan. Pastikan setiap transaksi
jual beli kegiatan usaha menggunakan rekening ini. Buka juga rekening bank
khusus untuk kebutuhan pribadi. Dengan demikian pemisahan keuangan akan lebih
mudah. Tentunya harus disiplin dan tidak tergoda untuk menggunakan uang usaha
dalam keadaan apapun.
Adanya
rekening yang terpisah akan membantu pengusaha melihat pertumbuhan usahanya,
baik dari sisi perputaran modal, maupun pertumbuhan modal. Di samping itu
pengusaha juga bisa mengetahui sudah berapa banyak biaya yang keluar untuk
usaha dan berapa pendapatan yang telah masuk, apakah usaha masih rugi (minus)
atau sudah untung (plus), dan kalaupun rugi (minus) apakah masih wajar atau
tidak dan sebagainya.
Tentu saja tips – tips diatas
tidak bisa berjalan tanpa adanya keseriusan pengusaha untuk menjalankannya.
Salah satu langkah konkrit dalam melakukan pemisahan keuangan pribadi dan usaha
adalah dengan melakukan pencatatan keuangan sederhana.
MENGELOLA KEUANGAN USAHA
Dalam
menjalankan usaha, pengelolaan keuangan menjadi hal utama yang harus
diperhatikan. Pengelolaan keuangan yang baik, akan membuat usaha berjalan
dengan baik. Sebaliknya, pengelolaan keuangan yang buruk akan memperburuk
perkembangan usaha, bahkan bisa berdampak pada kehidupan pribadi. Sebagai
pengusaha pemula, pengelolaan keuangan menjadi tantangan tersendiri. Akan
tetapi, hal ini amat sangat bisa dipelajari, sehingga dapat dengan mudah
dipraktekan pada usaha.
Pengelolaan
keuangan adalah cara mengelola keuangan yang ada di dalam usaha. Keuangan yang
dimaksud disini meliputi uang masuk (modal, penjualan, dan lain-lain) dan uang
keluar (pembelian alat, bahan baku, hutang, dll). Pengaturan keuangan dapat
dilakukan salah satunya dengan pencatatan keuangan. Pencatatan dilakukan agar
pengusaha dapat mengontrol pengeluaran dan apakah pengeluaran yang dilakukan
memang dibutuhkan atau tidak. Berikut adalah tabel yang digunakan untuk
pencatatan saat masa operasional usaha.
PENCATATAN KEUANGAN
SUMBER : USAID JAPRI MODEL
2017
Komentar
Posting Komentar