BAURAN PEMASARAN PROMOSI
A.
KONSEP INTI PROMOSI
Promosi (promotion) merupakan suatu kegiatan atau
usaha yang dilakukan untukmemajukan atau meningkatkan suatu usaha. Promosi berasal
dari kata promote dalam bahasa Inggris yang berarti mengembangkan atau
meningkatkan. Menurut Basu Swastha (2007) promosi merupakan arus informasi atau
persuasi yang dilakukan dalam satu arah yang bertujuan untuk mengarahkan
seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam
pemasaran. Sedangkan menurut Kotler (1992) promosi mencakup seluruh alat yang
terdapat dalam bauran pemasaran (marketing mix) yang memiliki peran
utama lebih dari mengadakan komunikasi yang bersifat membujuk. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa promosi merupakan suatu usaha, kegiatan
ataupun upaya yang dilakukan oleh seorang pemasar untuk mempengaruhi seseorang
atau organisasi agar melakukan kegiatan pertukaran dalam pemasaran.
Menurut Fandi Tjiptono (2008) tujuan umu dari kegiatan
promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan
pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasaran. Ketiga tujuan
tersebut dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :
1.
Menginformasikan (informing)
dapat berupa :
a.
Menginformasikan pasar
terhadap keberadaan suatu produk baru;
b.
Memperkenalkan cara
pemakaian yang baru dari suatu produk;
c.
Menyampaikan perubahan harga
pada pasar;
d.
Menjelaskan cara kerja
suatu produk;
e.
Menginformasikan jasa-jasa
yang disediakan oleh perusahaan;
f.
Meluruskan kesan yang
keliru;
g.
Mengurangi ketakutan atau
kekhawatiran pembeli;
h.
Membangun citra perusahaan.
2.
Membujuk pelanggan sasaran
(persuading), dapat berupa :
a.
Membentuk pilihan merek;
b.
Mengalihkan pilihan merek tertentu;
c.
Mengubah persepsi pelanggan
terhadap atribut produk;
d.
Mendorong pembeli untuk
belanja pada saat itu juga;
e.
Mendorong pembeli untuk
menerima kunjungan waraniaga (salesman).
3.
Mengingatkan (reminding),
dapat berupa :
a.
Mengingatkan pembeli bahwa
produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat;
b.
Mengingatkan pembeli
terhadap tempat-tempat yang menjual produk perusahaan;
c.
Membuat pembeli ingat
walaupun tidak ada kampanye iklan;
d.
Menjaga ingatan pertama
pembeli jatuh pada produk perusahaan.
Dalam melaukan kegiatan promosi, perusahaan dapat melakukan
promosi secara langsung maupun tidak langsung. Pemilihan kegiatan promosi
tersebut dipilih oleh perusahaan berdasarkan faktor-faktor berikut (Sutojo,
1997):
a.
Jumlah dana produksi yang
tersedia;
b.
Masa tahapan kehidupan
produk;
c.
Pemberi sasaran yang
dituju;
d.
Sifat khusus produk.
Beberapa tahap dalam melaksanakan rencana promosi
antara lain (Basu Swastha dan Irawan, 1990) :
1.
Menentukan tujuan;
2.
Mengidentifikasi pasar yang
dituju;
3.
Menyusun anggaran;
4.
Memilih berita;
5.
Menentukan Promotional
Mix;
6.
Memilih media mix;
7.
Mengukur efektifitas;
8.
Mengendalikan dan
memodifikasi.
B.
BENTUK-BENTUK PROMOSI
Dalam pemasaran dikenal berbagai macam promosi atau disebut
juga dengan promotional mix. Promotional mix adalah kombinasi
strategi yang terbaik dari variabel-variabel periklanan, personal selling,
dan alat-alat promosi lain yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan
program penjualan (Swastha, 2003). Menurut Kotler dan Amstrong
variabel-variabel dalam promotional mix sebagai berikut :
1.
Periklanan
Merupakan segala biaya yang harus
dikeluarkan untuk melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk
gagasan, barang atau jasa.
2.
Penjualan perorangan (personal
selling)
Merupakan presentasi pribadi oleh
para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun
hubungan dengan pelanggan.
3.
Promosi penjualan (sales
promotion)
Merupakan insentif jangka pendek
untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.
4.
Hubungan masyarakat (public
relation)
Membangun hubungan yang baik dengan
publik berkaitan untuk memperoleh dukungan, membangun citra perusahaan yang
baik serta menangani atau menyingkirkan gosip, cerita, dan peristiwa yang dapat
merugikan.
5.
Pemasaran langsung (direct
marketing)
Merupakan komunikasi langsung dengan
pelanggan yang diincar secara khusus untuk memperoleh tanggapan langsung.
C.
PEMILIHAN MEDIA IKLAN
Pemilihan media iklan oleh perusahaan bertujuan untuk
mempertahankan dan meningkatkan volume penjualan dan laba perusahaan. Akan
tetapi, pemilihan media iklan disesuaikan dengan situasi dan kondisi
perusahaan. Iklan dengan menggunakan media masa dapat dilakukan secara indoor
maupun outdoor. Alasan pemilihan media masa untuk iklan oleh perusahaan adalah
media masa dinilai efisien dari segi biaya untuk mencapai audiens yang besar
serta iklan di media masa digunakan untuk menciptakan citra merek dan daya
tarik simbolis bagi suatu perusahaan atau merek.
Pemilihan media iklan secara umum dipengaruhi oleh hal-hal
berikut (Juliani, 2017) :
1)
Anggaran perusahaan yang
tersedia untuk biaya iklan;
2)
Jenis produk yang akan
ditawarkan pada konsumen;
3)
Pasar yang dituju;
4)
Media pesaing;
5)
Konsumen menyebar atau
mengelompok;
6)
Posisi produk atau jasa
dalam siklus kehidupan produk (Product Life Cycle);
7)
Produk termasuk fast
moving items atau slow moving items.
Beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan oleh
perusahaan untuk memilih atau memutuskan media iklan apa yang akan digunakan
antara lain:
a.
Media haruslah memiliki
jangkauan wilayah yang luas;
b.
Media dapat didengar,
dilihat maupun dibaca oleh masyarakat;
c.
Media banyak disukai dan
dipercaya oleh masyarakat;
d.
Media juga dipakai oleh
pesaing dan pesaing berhasil meningkatkan volume penjualannya;
e.
Biaya untuk pembuatan
iklan.
Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh perusahaan sebelum
melakukan kegiatan periklanan adalah (Juliani, 2017) :
1.
Menetapkan target audiens
atau target market;
2.
Mengetahui rating acara
yang disukai oleh target market;
3.
Memilih media;
4.
Menetapkan jumlah anggaran
yang dialokasikan untuk iklan;
5.
Memutuskan apakah iklan
akan ditangani sendiri oleh perusahaan atau diserahkan pada biro jasa
periklanan;
6.
Menyusun naskah iklan;
7.
Pemuatan iklan;
8.
Mengukur keberhasilan
penjulan perusahaan, dan jika diperlukan kemudian diadakan modifikasi
periklanan secara terus menerus untuk menimbulkan perhatian konsumen yang
dituju.
Suatu iklan harus dityangkan pada saat yang tepat atau
pada saat kebutuhan konsumen tiba seperti pada saat menjelang Idul Fitri,
Natal, musim liburan, hari valenitne maupun imlek. Sehingga produk dan jasa
akan diiklankan pada saat produk baru diluncurkan, pada even-even tertentu,
jam-jam konsumen yang dituju, ataupun dilakukan secara rutin atau terjadwal
(Nitisemito, 2010).
D.
FAKTOR YANG MEMENGARUHI BENTUK
PROMOSI
Dalam kegiatan promosi terdapat berbagai faktor yang
mempengaruhi dan menentukan kombinasi terbaik dari variabel-variabel promotional
mix. Menurut J. Stanton faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan promosi
sebagai berikut :
1.
Dana yang tersedia
Suatu perusahaan yang memiliki dana
yang cukup dapat membuat program periklanan lebih berhasil dari pada perusahaan
dengan sumber dana terbatas.
2.
Sifat pasar
Beberapa sifat pasar yang
mempengaruhi promotional mix terdiri dari :
a.
Luas geografis pasaran
Perusahaan yang memiliki pasar lokal
mungkin hanya menggunakan personal selling saja, akan tetapi bagi
perusahaan yang mempunyai pasar nasional tidak harus menggunakan periklanan.
b.
Jenis pelanggan
Jenis pembeli akan mempengaruhi strategi
promosi yang akan digunakan oleh perusahaan apakah menggunakan industri
pelanggan rumah tangga atau perantara.
c.
Konsentrasi pasar
Perusahaan perlu mempertimbangkan
jumlah keseluruhan calon pembeli, dimana semakin sedikit calon pembeli maka
akan semakin efektof personal selling dibanding dengan periklanan.
3.
Sifat produk
4.
Tahap dalam daur hidup
produk
Dalam siklus kehidupan produk terdiri
dari tahap perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan. Dari keempat
tahapan tersebut memiliki karakter yang berbeda sehingga akan mempengaruhi
strategi promosi yang akan dilakukan.
E.
STRATEGI PROMOSI
Dalam mewujudkan tujuan-tujuan promosi perlu dilakukan pemilihan
strategi promosi secara tepat. Hal ini karena tidak semua strategi promosi
cocok untuk suatu produk. Bambang Bhakti dan Riant Nugroho merekomendasikan
beberapa strategi promosi yang dapat digunakan, antara lain :
1.
Strategi defensive
(bertahan)
Merupakan langkah yang dilakukan
dengan strategi promosi yang sifatnya hanya sekedar agar konsumen tidak lupa
akan merek suatu produk atau berpaling ke merek lain.
2.
Strategi attack
(ekspansi)
Merupakan strategi yang dilakukan
guna memperoleh atau merebut pangsa pasar yang lebih besar lagi.
3.
Strategi develope
(berkembang)
Strategi ini umumnya digunakan oleh
produk yang telah memiliki pangsa pasar yang lebih relative tinggi namun dengan
tingkat pertumbuhan yang sangat lambat.
4.
Strategi observe
(observasi)
Strategi ini digunakan jika menghadapi
situasi pasar yang tidak berkembang dan pangsa pasarnya kecil.
Strategi siklus hidup produk didasarkan pada 4
tahapan yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan, dan tahap
penurunan. Menurut Arman et al (2006) dalam siklus produk terdapat 4 hal yang
harus ditegaskan yaitu produk memiliki umur batas, penjualan produk melalui
berbagai tahap, laba yang naik turun pada tahap yang berbeda selama siklus
berlangsung, dan memiliki strategi, pendapatan, manufaktur, dan SDM yang
berbeda di setiap siklusnya.
1)
Strategi Pemasaran Tahap
Perkenalan
Menurut Arman et al (2006) terdapat 4
strategi manajemen dalam hal harga dan promosi, yaitu :
a.
Strategi Peluncuran Cepat (Rapid
skimming)
Strategi ini dilakukan pada saat
peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan level promosi yang tinggi. Asumsi
dalam strategi ini adalah sebagian besar pasar potensial tidak menyadari produk
tersebut, harga yang diminta, perusahaan menghadapi persaingan potensial dan
untuk membangun preferensi merek.
b.
Strategi Peluncuran Lambat
(Slow skimming)
Strategi ini dipilih pada saat
peluncuran produk baru dengan harga yang tinggi dan sedikit promosi. Strategi ini
dilakukan jika ukuran pasar terbatas, sebagian besar sadar tentang produk
tersebut, pembeli bersedia membayar dengan harga tinggi, dan persaingan
potensial belum mengancam.
c.
Strategi Penetrasi Cepat (Rapid
penetration)
Strategi ini dilakukan pada saat
peluncuran produk dengan harga rendah dan biaya promosi yang dibutuhkan besar. Strategi
ini digunakan pada saat pasar tidak menyadari kehadiran produk, sebagian
pembeli peka terhadap harga, terdapat persaingan potensial yang kuat, biaya
produksi menurun sejalan dengan skala produksi dan pengalaman.
d.
Strategi Penetrasi Lambat (Slow
penetration)
Strategi ini dipilih pada saat peluncuran produk dengan
harga rendah dan promosi rendah. Strategi ini diterapkan jika asar besar,
mempunyai kesadaran yang tinggi terhadap harga, dan terdapat beberapa
persaingan potensial.
2)
Strategi Pemasaran Tahap
Pertumbuhan
Pada tahap ini ditandai dengan adanya
peningkatan penjualan. Menurut Kotler (2009) perusahaan dapat menggunakan
bebrapa strategi untuk mempertahankan pertumbuhan pasar selama mungkin dengan
cara :
a)
Meningkatkan kualitas
produk, menambah ciri-ciri atau fitur produk serta memperbaiki modelnya;
b)
Menambah model baru dan
produk penyerta;
c)
Memasuki segmen pasar baru;
d)
Beralih dari iklan yang
membuat orang menyadari produk ke iklan yang membuat orang memilih produk
tertentu;
e)
Menurunkan harga untuk
menarik lapisan berikutnya yang sensitif terhadap harga.
Dalam tahap ini perusahaan yang melakukan strategi perluasan pasar akan
memperkuat posisi persaingannya.
3)
Strategi Pemasaran Tahap
Kedewasaan
Tahap ini biasanya berlangsung lebih
lama dari tahap sebelumnya sekaligus menjadi tantangan berat bagi manajer
pemasaran. Menurut Kotler (2009) terdapat 3 fase kedewasaan, yaitu :
a)
Fase Kedewasaan Bertumbuh (growth
maturity)
Fase ini terjadi saat tingkat
penjualan tidak bertumbuh dan tidak ada saluran distribusi baru karena
distribusi yang ada sudah dianggap dewasa.
b)
Fase Kedewasaan Stabil (stable
maturity)
Fase ini terjadi saat penjualan datar
atas dasar perkapita karena kejenuhan pasar, dan masa depan penjualan
ditentukan oleh pertumbuhan populasi dan permintaan pengganti.
c)
Fase Kedewasaan Menurun (decaying
maturity)
Fase ini terjadi saat penjualan
menurun dan konsumen mulai beralih ke produk lain.
4)
Strategi Pemasaran Tahap
Penurunan
Menurut Arman et al (2006) terdapat
strategi bertahan dalam penurunan yang tersedia untuk perusahaan antara lain :
·
Meningkatkan investasi
perusahaan untuk mendominasi atau memperkuat posisi pasar;
·
Mempertahankan level investasi
hingga ketidakpastian industri terselesaikan;
·
Mengurangi investasi secara
selektif dengan melepas pelanggan yang tidak menguntungkan;
·
Menuai investasi untuk
memulihkan kas secapatnya;
·
Melepas usaha secepat
mungkin dengan menjual asetnya.
Komentar
Posting Komentar